Dua ratus tahun lalu iblis telah memilih Marx, lalu siapakah yang dipilih oleh iblis di masa modern ini? Dalam puisinya, Marx dengan jelas mengatakan bahwa para pengikut partai komunis “akan menemui Marx setelah meninggal nanti”, mereka semua telah diberi tanda, mulai saat ini mereka semua akan “turun ke neraka untuk menemani Marx”.
Lebih dari 400 tahun lalu seorang peramal terkenal Prancis bernama Nostradamus pernah meramalkan:
“Di bulan Juli 1999, untuk membangkitkan kembali Raja Angolmois, Raja Teror akan turun dari langit, pada saat itu keturunan Mars akan memimpin dunia, dengan tujuan agar manusia mendapatkan kehidupan yang bahagia.”
Kini, orang mengartikan Mars sebagai Marx. Penerimaan pajak yang tinggi dan kesejahteraan bertaraf tinggi yang digulirkan oleh pemerintahan negara Barat berpaham kapitalis, sama dengan paham sosialis, semua adalah pemikiran Marx, hanya saja mereka tidak melakukan revolusi berdarah. Beberapa tahun lalu berbagai negara di seluruh dunia memilih tokoh sejarah yang paling ternama, Marx sendiri sering mengalahkan Einstein dan menempati posisi teratas, bisa dikatakan ramalan tersebut sama sekali tidak salah.
Dari umat Kristus menjadi pengikut setan
Meskipun partai komunis mengklaim paham tak ber-Tuhan, tapi Marx sejak awal hingga akhir adalah penganut agama setia. Saat usia 17 tahun ia seorang umat Kristen, dalam karangan kelulusan SMA ia menulis, “Jika tidak ada kepercayaan terhadap Tuhan, tidak sejalan dengan Kristus, manusia tidak akan memiliki moralitas sempurna yang sesungguhnya, dan tidak akan mendapat kepuasan saat mengejar pencerahan dan kebenaran. Kristus melambangkan dirinya sebagai pohon anggur, dan manusia sebagai batang merambat. Batang merambat tidak dapat menumbuhkan buah dengan hanya mengandalkan kekuatannya sendiri. Oleh karena itu Kristus berkata, meninggalkan-Ku maka engkau tidak akan menghasilkan apa pun.”
Di bagian akhir Marx menyimpulkan: “Hanya Tuhan yang dapat menyelamatkan kita.” (Dikutip dari The Complete Works of Marx and Engels, edisi pertama, jilid ke-40, halaman 819-828).
Yang sangat disesalkan adalah di usianya yang ke-18 saat masuk perguruan tinggi setelah Marx mengalami suatu peristiwa gaib, ia pun berubah dari seorang umat yang taat menjadi seorang pengikut setan. Hal ini dapat dipahami dari karya sastranya, panggilan keluarganya terhadap dirinya (iblis sayang, pendeta), teman sesama pengikut setan, model rambutnya, caranya berdoa, ia menerima menantu pengikut setan, ia memilih tempat pemakaman para pengikut setan, dan lain-lain, semua itu cukup membuktikan dirinya pengikut setan.
Dari data yang ada dapat dilihat bahwa sangat mungkin setan telah menampakkan diri di tengah angan berhura-huranya melampiaskan nafsu, dan membuat Marx percaya, bahwa ia adalah orang pilihan setan untuk menjadi pewarta bagi setan, misinya adalah membangkitkan kembali Raja Teror di bawah kebohongan “kehidupan bahagia”, membuat manusia “tidak percaya Tuhan” dan kemudian “menentang Tuhan”, lalu terjerumus ke dalam neraka.
Ciri orang pilihan iblis
Karl Heinrich Marx (5 Mei 1818 ~ 14 Maret 1883) lahir di tengah sebuah keluarga seorang pengacara Yahudi di Trier, Jerman. Selain cerdas dan gemar belajar, sifatnya yang paling menonjol adalah sombong dan suka seenaknya, serta sangat arogan.
Sejak kecil ia suka memaksa adik kakaknya berpura-pura menjadi kuda untuk “ditunggangi”, lalu memaksa mereka memakan “kue” kotor yang dibuatnya sendiri, bahkan dalam karyanya “Perasaan” yang dibuat saat berusia 18 tahun dikatakan, “Aku akan merusak dengan tanganku sendiri ribuan planet ini, karena mereka bukanlah ciptaanku.” Atau dalam puisinya berjudul “Kesombongan Manusia” dikatakan, “Saat perkataanku mendapat kekuatan maha dahsyat, aku pun merasa diriku setara dan sejajar dengan Sang Pencipta.”
Memang, pada permukaannya partai komunis mengklaim bahwa “penyelamat dunia sama sekali tidak eksis”, tapi kenyataannya mereka yang mengendalikan segala sesuatu pada manusia sejak terlahir hingga mati. Dimulai dari Marx, sebagian besar pengikut komunis bersifat arogan dan otoriter, mereka menganggap dirinya adalah penyelamat dunia dengan “membebaskan semua umat manusia”, yang mereka kejar umumnya adalah suatu status moral yang munafik, ini yang disebut dengan orang yang mempersembahkan dirinya bagi kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia akan “dihormati semua orang”, tapi sebaliknya, makam Marx hingga saat ini justru lebih banyak dicemooh dan diludahi orang.
Seseorang yang arogan, sombong, dan munafik, pasti adalah orang yang suka peperangan. Pemahaman Marx akan kebahagiaan adalah “perseteruan”. Saat berusia 18 tahun ia mengalami cedera di atas mata kirinya dalam suatu duel. Orang seperti ini umumnya sangat egois, catatan sejarah memuat, awal Januari 1863, saat pacar yang telah kumpul kebo selama 10 tahun dengannya meninggal dunia karena sakit, Engels yang dilanda kesedih-an mendalam dan berharap dihibur Marx, sebaliknya setelah sedikit ucapan belasungkawa yang hambar dari Marx, Marx justru mengeluhkan berbagai uneg-uneg pada dirinya mengenai pedagang daging dan roti yang menagih hutang, sewa rumah, uang sekolah anak dan sebagainya yang membuatnya terpojok, anak tidak mempunyai sepatu dan baju, “sepatah kata iblis membuat perhitungan dengannya…” membuat Engels terus terbayang akan masalah ini cukup lama.
Marx mengalami banyak kegagalan dalam hidupnya. Karena memprovokasi gerakan teroris dengan kekerasan, ia diusir oleh banyak negara, ia tidak memiliki pekerjaan, dan hanya mengandalkan sedekah dari orang-orang untuk bertahan hidup. Kepahitan yang dialaminya ini semakin membuat sifat arogannya melahirkan dendam kesumat dan sikap memberontaknya, ia membenci masyarakat ini, membenci semua umat manusia, sehingga pemikiran utamanya adalah “menggulingkan semua sistem masyarakat yang eksis saat itu.” Partai Komunis berasal dari organisasi mafia
Menurut seri artikel berjudul “Mengorek Akar Partai Komunis” di situs Minghui, kepala Perpustakaan Dewan Kongres AS, James H. Billington, melalui riset sistematis mendapati bahwa revolusi komunis masa modern berasal dari Partai Sinar Terang di zaman Bavaria pada abad ke-18 (Bavarian Order of the Illuminati).
1 Mei 1776, Adam Wishaupt secara diam-diam membentuk sebuah kelompok mafia: Partai Sinar Terang (Fabian Society). Mereka berpendapat bahwa moralitas dan peradaban manusia adalah tali kekang yang membuat manusia tidak bisa meraih kebahagiaan, dan mereka hendak mengenyahkan “pembatas” ini, jadi semua aturan masyarakat dan semua norma serta tatanan masyarakat harus digulingkan, kemudian membentuk suatu pemerintahan global yang tidak memiliki konsep moralitas dan otoriter, sehingga dapat membuat manusia menjadi “keluarga besar yang kaya dan bahagia”.
Lambang Partai Sinar Terang (Fabian Society) itu adalah seekor serigala berkedok bulu domba. Kemudian Partai Sinar Terang ini pun berubah menjadi Aliansi Paham Komunis dan Partai Komunis. Partai Komunis menerapkan sistem manajemen harus “tunduk penuh terhadap organisasi, selamanya tidak mengkhianati partai” yang merupakan ciri khas mafia dari Partai Sinar Terang.
Dalam prolog “Deklarasi Partai Komunis” edisi bahasa Jerman tahun 1872, secara jelas dinyatakan, Aliansi Paham Komunis mendelegasikan Marx dan Engels untuk menulis deklarasinya, oleh karena itu Marx pun menyusun kembali “Deklarasi Partai Komunis” dengan berdasarkan pada pondasi partai Aliansi Paham Komunis, Marx sendiri menyebut buku itu sebagai “buku kotoran”.
Rakyat Tiongkok dikendalikan iblis
Bagaimana menghancurkan manusia tanpa disadari oleh manusia? Para pengikut Marx mendapati bahwa memanfaatkan sifat serakah, egois dan arogan pada manusia adalah cara paling mudah untuk membuat manusia menjauhi Tuhan, dan berjalan di jalan setan. Pendiri internasional komunis pertama di dunia Bakunin dan Marx memiliki konsep yang sama, “Dalam revolusi ini, kita harus membangunkan sifat iblis dalam diri manusia, untuk merangsang sifat paling licik manusia. Misi kita adalah menghancurkan, bukan membimbing.”
Bangsa manapun, menempatkan moral tradisi untuk mengajarkan kebaikan, kejujuran, dan kesabaran pada manusia, sementara yang terpilih oleh setan, umumnya adalah bersifat sama dengan Marx yang arogan dan sombong, pemberontak, nekad dan suka berkelahi, membenci orang lain, materialistis, otoriter, dan orang seperti ini banyak sekali terdapat di Tiongkok.
Orang yang pernah bermain video game pasti pernah merasa dirinya sangat agung, hanya dengan sedikit menekan tombol saja bisa menciptakan seseorang, bahkan juga dapat mengendalikannya untuk maju terus menyerang dan menerjang ke hadapan. Sebenarnya hal ini sama dengan manusia, di mata Tuhan, semua hal di tengah manusia hanyalah takdir yang telah diatur Tuhan hanya dengan kehendak seketika-Nya.
Teori tidak adanya Tuhan adalah tidak eksis, teori bahwa Tuhan tidak ada yang dikatakan partai komunis, hanyalah tidak mempercayai Tuhan yang sebenarnya, melainkan meyakini setan iblis. Orang tidak dapat melihat akar pohon, tapi semua perubahan hidup pada daun pohon adalah berasal dari akar pohon itu, seolah seutas benang, manusia hanya dapat melihat ujung dari benang, sementara asal mulanya berada di ujung yang lain.
Jika 200 tahun lalu iblis telah memilih Marx, lalu siapakah yang telah dipilih iblis di masa sekarang ini? Marx dalam puisinya dengan jelas menyebutkan, bahwa para pengikut partai komunis yang “setelah mati akan dapat menemui Marx”, mereka semua telah diberi tanda, dan sejak saat itu mereka semua akan ke neraka “untuk menemani Marx”.
Beriman pada Tuhan, terlepas dari jerat iblis
Goethe dalam karyanya, Fused, menggaris bawahi kisah seorang astrolog yang bernama Fused, Marx juga menguasai ilmu Astrologi. Iblis sangat iri pada Tuhan yang memiliki umat manusia. Suatu hari iblis dan Tuhan bertaruh. Tuhan berpendapat, bagaimana pun bobroknya umat manusia, pada akhirnya mereka tetap akan beriman pada Tuhan, karena manusia diciptakan oleh Tuhan, hati manusia senantiasa memiliki sisi yang baik. Sementara iblis menyatakan, asalkan Tuhan tidak ikut campur, iblis akan dapat menggoda manusia agar menjadi bobrok, dan selamanya berteman dengan iblis.
Maka iblis pun datang ke tengah manusia, menggunakan berbagai macam cara untuk menggoda Fused, dan Fused pun setuju untuk bertaruh dengan iblis, jika ia dapat menemukan kebahagiaan yang kekal, maka ia akan menyerahkan rohnya kepada iblis. Kemudian Fused pun menemukan kebahagiaan kekal dalam perbuatan baiknya menolong orang lain, iblis memenangkan taruhannya di alam manusia, tapi iblis kalah atas taruhannya dengan Tuhan, karena Fused pada akhirnya meraih kebahagiaan dalam melakukan kebaikan, beriman pada Tuhan, sehingga rohnya pun bukan diserahkan kepada iblis, melainkan naik ke surga.
Kisah serupa kini dapat dijumpai di berbagai penjuru negeri Tiongkok. Rakyat Tiongkok yang telah diracuni oleh paham komunis Marxisme, sedang menyongsong kehidupan baru berkat belas kasih Tuhan dengan cara mengundurkan diri dari keanggotaan partai komunis, untuk melepaskan diri dari takdir dimusnahkan selamanya, dan membersihkan tanda pada diri. Bukankah kita tidak ada alasan menolak untuk beriman pada Tuhan? Siapa yang tidak berharap pada masa depan yang cemerlang?
No comments:
Post a Comment